Arsiy

Arsiy

Follow

Jumat, 26 Maret 2010

Istighfar dan Taubat sebagai Salah Satu Kunci Dibukanya Pintu Rezeki

“Barangsiapa yg bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yg tiada disangka-sangkanya.” . Hal yg paling penting dalam perhatian sebagian besar manusia adl masalah rezeki. Menurut pengamatan sejumlah umat Islam memandang bahwa berpegang dgn Islam akan mengurangi rezeki mereka. Tidak hanya sebatas itu bahkan lbh parah dan menyedihkan lagi bahwa ada sejumlah orang yg masih mau menjaga sebagian kewajiban syariat Islam tetapi mereka mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan dibidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya menutup mata dari sebagian hukum-hukum Islam terutama yg berkenaan dgn halal dan haram. Benarkah demikian? Mereka itu lupa atau pura-pura lupa bahwa Sang Khaliq tidaklah menyariatkan agama-Nya hanya sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam perkara-perkara akhirat dan kebahagiaan mereka di sana saja. Tetapi Allah menyariatkan agama ini juga utk menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan mereka di dunia. Bahkan doa yg sering dipanjatkan Nabi kita kekasih Tuhan Semesta Alam yg dijadikan-Nya sebagai teladan bagi umat manusia adalah “Wahai Tuhan kami karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka.” Allah dan rasul-Nya tidak meninggalkan umat Islam tanpa petunjuk dalam kegelapan berada dalam keraguan dalam usahanya mencari penghidupan. Tetapi sebaliknya sebab-sebab rezeki itu telah diatur dan dijelaskan. Seandainya umat ini mau memahaminya menyadarinya berpegang teguh dengannya serta menggunakan sebab-sebab itu dgn baik niscaya Allah Yang Maha Pemberi rezeki dan memiliki kekuatan akan memudahkannya mencapai jalan-jalan utk mendapatkan rezeki dari tiap arah serta akan dibukakan untuknya keberkahan dari langit dan bumi. Di antara sebab terpenting diturunkannya rezeki adl istighfar dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi . Untuk itu pembahasan mengenai pasal ini kami bagi menjadi dua pembahasan
Hakikat istighfar dan taubat.
Dalil syar’i bahwa istighfar dan taubat termasuk kunci rezeki.
Hakikat Istighfar dan Taubat Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dgn lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan “Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” Tetapi kalimat itu tidak membekas di dalam hati juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat jenis ini adl perbuatan orang-orang dusta. Para ulama semoga Allah memberi balasan yg sebaik-baiknya kepada mereka telah menjelaskan hakikat istighfar dan taubat. Imam ar-Raghib al-Ashfahani menerangkan “Dalam istilah syara’ taubat adl meninggalkan dosa krn keburukannya menyesali dosa yg telah dilakukan berkeinginan kuat utk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yg bisa diulangi . Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna.” Imam an-Nawawi dgn redaksionalnya sendiri menjelaskan “Para ulama berkata ‘Bertaubat dari tiap dosa hukumnya adl wajib. Jika maksiat itu antara hamba dgn Allah yg tidak ada sangkut pautnya dgn hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua ia harus menyesali perbuatan nya. Ketiga ia harus berkeinginan utk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang maka taubatnya tidak sah. Jika taubat itu berkaitan dgn manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat seperti di atas dan keempat hendaknya ia membebaskan diri hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan utk membalasnya atau meminta maaf kepadanya. Jika berupa ghibah maka ia harus meminta maaf.” Adapun istighfar sebagaimana diterangkan Imam ar-Raghib al-Ashfahani adl “Meminta dgn ucapan dan perbuatan. Allah SWT berfirman “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu sesungguhnya Dia Maha Pengampun.” . Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya dgn lisan semata tetapi dgn lisan dan perbuatan. Bahkan hingga dikatakan memohon ampun hanya dgn lisan saja tanpa disertai perbuatan adl pekerjaan para pendusta.
Dalil Syar’i bahwa Istighfar dan Taubat Termasuk Kunci Rezeki Beberapa nash Alquran dan hadis menunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab rezeki dgn karunia Allah. Di bawah ini beberapa nash dimaksud
Apa yg disebutkan Allah tentang Nuh yg berkata kepada kaumnya “Maka aku katakan kepada mereka ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’ sesungguhnya Dia adl Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dgn lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan untukmu sungai-sungai’.” . Ayat-ayat di atas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut dgn istighfar.
Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan firman-Nya “Sesungguhnya Dia adl Maha Pengampun.”
Diturunkannya hujan yg lebat oleh Allah. Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu berkata “Adalah yg turun dgn deras.”
Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak. Dalam menafsirkan ayat Atha’ berkata “Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian.”
Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun.
Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai.
Imam al-Qurthubi berkata “Dalam ayat ini juga disebutkan dalam adl dalil yg menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rezeki dan hujan.” Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata “Maknanya jika kalian bertaubat kepada Allah meminta ampun kepada-Nya dan kalian senantiasa menaati-Nya niscaya Ia akan membanyakkan rezeki kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit mengeluarkan utk kalian berkah dari bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan utk kalian melimpahkan air susu perahan utk kalian mem-banyakkan harta dan anak-anak utk kalian menjadikan kebun-kebun yg di dalamnya bermacam-macam buah-buahan utk kalian serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu .” Demikianlah dan Amirul mukminin Umar bin Khaththab juga berpegang dgn apa yg terkandung dalam ayat-ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah. Muthrif meriwayatkan dari asy-Sya’bi “Bahwasanya Umar keluar utk memohon hujan bersama orang banyak. Beliau tidak lbh dari mengucapkan istighfar lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya “Aku tidak mendengar Anda memohon hujan.” Maka ia menjawab “Aku memohon diturunkannya hujan dgn majadih langit yg dengannya diharapkan bakal turun air hujan. Lalu beliau membaca ayat “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu sesungguhnya Dia adl Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dgn lebat.” . Imam al-Hasan al-Bashri juga menganjurkan istighfar kepada tiap orang yg mengadukan kepadanya tentang kegersangan kefakiran sedikitnya keturunan dan kekeringan kebun-kebun. Imam al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih bahwasanya ia berkata “Ada seorang laki-laki mengadu kepada al-Hasan al-Bashri tentang kegersangan maka beliau berkata kepadanya ‘Beristighfarlah kepada Allah!’ Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya ‘Beristighfarlah kepada Allah!’ Yang lain lagi berkata kepadanya ‘Doakanlah kepada Allah agar ia memberiku anak!’ Maka beliau mengatakan kepadanya ‘Beristighfarlah kepada Allah!’ Dan yg lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan kepadanya ‘Beristighfarlah kepada Allah!’ Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yg mengalami hal yg sama. Dalam riwayat lain disebutkan Maka ar-Rabi’ bin Shabih berkata kepadanya ‘Banyak orang yg mengadukan bermacam-macam dan Anda memerintahkan mereka semua utk beristighfar. Maka al-Hasan al-Bashri menjawab ‘Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu sesungguhnya Dia adl Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dgn lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan untukmu sungai-sungai’.” . Allahu Akbar! Betapa agung besar dan banyak buah dari istighfar! Ya Allah jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yg pandai beristighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Amin wahai Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus Makhluk-Nya.
Ayat lain adl firman Allah yg menceritakan tentang seruan Hud kepada kaumnya agar beristighfar. “Dan ‘Hai kaumku mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya niscaya Dia menurunkan hujan yg sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dgn berbuat dosa’.” . Al-Hafizh Ibnu katsir dalam menafsirkan ayat yg mulia di atas menyatakan “Kemudian Hud memerintahkan kaumnya utk beristighfar yg dengannya dosa-dosa yg lalu dapat dihapuskan kemudian memerintahkan mereka bertaubat utk masa yg akan mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini niscaya Allah akan memudahkan rezekinya melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman “Niscaya Dia menurunkan hujan yg sangat lebat atasmu.” Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yg memiliki sifat taubat dan istighfar dan mudahkanlah rezeki-rezeki kami lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa. Amin wahai Dzat Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
Ayat yg lain adl firman Allah “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. niscaya Dia akan memberi keni’matan yg baik kepadamu sampai kepada waktu yg telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yg mempunyai keutamaan keutamaannya. Jika kamu berpaling maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat.” . Pada ayat yg mulia di atas terdapat janji dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Menentukan berupa keni’matan yg baik kepada orang yg beristighfar dan bertaubat. Maksud dari firman-Nya “Niscaya Dia akan memberi keni’matan yg baik kepadamu” sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas adalah “Ia akan menganugerahi rezeki dan kelapangan kepada kalian.” Sedangkan Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan “Inilah buah dari istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberi keni’matan kepada kalian dgn berbagai manfaat berupa kelapangan rezeki dan kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yg dilakukan-Nya terhadap orang-orang yg dibinasakan sebelum kalian. Janji Tuhan Yang Maha Mulia itu diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai dgn syaratnya. Syekh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi berkata “Ayat yg mulia tersebut menunjukkan bahwa beristighfar dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adl sebab sehingga Allah menganugerahkan keni’matan yg baik kepada orang yg melakukannya sampai pada waktu yg ditentukan. Allah memberikan balasan atas istighfar dan taubat itu dgn balasan berdasarkan syarat yg ditetapkan.”
Dalil lain bahwa beristighfar dan taubat adl di antara kunci-kunci rezeki yaitu hadis yg diriwayatkan Imam Ahmad Abu Dawud an-Nasa’i Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata Rasulullah bersabda “Barangsiapa memperbanyak istighfar niscaya Allah menjadikan utk tiap kesedihannya jalan keluar dan utk tiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yg tiada disangka-sangka.” Dalam hadis yg mulia ini Nabi yg jujur dan terpercaya yg berbicara berdasarkan wahyu mengabarkan tentang tiga hasil yg dapat dipetik oleh orang yg memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu bahwa Allah Yang Maha Memberi rezeki yg Memiliki kekuatan akan memberikan rezeki dari arah yg tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terdetik dalam hatinya. Karena itu kepada orang yg mengharapkan rezeki hendaklah ia bersegera utk memperbanyak istighfar baik dgn ucapan maupun perbuatan. Dan hendaknya tiap muslim waspada sekali lagi hendaknya waspada dari melakukan istighfar hanya sebatas dgn lisan tanpa perbuatan. Sebab itu adl pekerjaan para pendusta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar