Arsiy

Arsiy

Follow

Selasa, 08 Juni 2010

Manfaat dan khasiat Temulawak

Khasiat Temulawak Bagi Kesehatan Kita.
Tanaman ini memang biasanya digunakan sebagai bahan jamu tradisionil dan punya banyak khasiat bagi kesehatan. Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) merupakan tumbuhan tahunan yang hidup merumpun dan berbatang semu berupa gabungan beberapa pangkal daun yang terpadu. Tiap batang memiliki 2-9 helai daun, bunganya berukuran pendek dan lebar, warna putih atau kuning tua dan pangkal bunga berwarna ungu.

Tumbuhan ini dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya. Rimpang induk dapat memiliki 3-4 buah rimpang. Warna kulit rimpang cokelat kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang oranye tua atau kuning. Rimpang temulawak terbentuk di dalam tanah pada kedalaman sekitar 16 cm. Tiap rumpun umumnya memiliki 6 buah rimpang tua dan 5 buah rimpang muda.

Temulawak berkhasiat untuk mencegah dan mengatasi beraneka macam penyakit. Berbagai khasiat dari temulawak, antara lain, gangguan lever, mencegah hepatitis, meningkatkan produksi cairan empedu, membantu pencernaan, mengatasi radang kandung empedu, radang lambung dan gangguan ginjal.
Selain itu, temulawak juga bisa menurunkan kadar kolesterol tinggi, anemia/kurang darah, melancarkan peredaran darah, gumpalan darah, malaria, demam, campak, pegal linu, rematik, sakit pinggang, peluruh haid, keputihan, sembelit, ambeien, menambah nafsu makan, batuk, asma, radang tenggorokan, radang saluran nafas, radang kulit, eksim, jerawat, meningkatkan stamina, radang kandung empedu dan batu empedu.

1. Untuk gangguan lever, gunakan 25 gr temulawak dan 30 gr daun serut/mirten direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, saring dan airnya diminum selagi hangat.

2. Pada radang sendi, rematik, pegal linu, ambil 25 gr temulawak berikut 20 gr jahe merah direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.

3. Untuk peluruh haid, gunakan 25 gr temulawak diblender dengan air secukupnya, saring lalu tambahkan madu secukupnya dan diminum.

4. Bila sakit radang kandung empedu, gunakan 30 gr temulawak diiris-iris lalu direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.

5. Untuk mengatasi batu empedu, gunakan 25 gr temulawak, 30 gr meniran dan gula aren secukupnya direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.

6. Menurunkan kadar kolesterol tinggi, gunakan 20 gr temulawak kering ditumbuk halus lalu diseduh dengan air panas secukupnya dan diminum hangat-hangat.

7. Mengatasi masalah radang lambung, gunakan 30 gr temulawak dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.

8. Mengobati batuk dan radang saluran nafas, gunakan 25 gr temulawak diparut, tambahkan air matang secukupnya, saring lalu tambahkan madu secukupnya dan air perasan 1 buah jeruk nipis, kemudian diminum.

9. Untuk meningkatkan nafsu makan, ambil 25 gr temulawak, 10 gr asam jawa dan gula merah secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, saring dan diminum.

Lakukan resep ini dua kali sehari secara teratur. Sedangkan, untuk penyakit berat/serius disarankan untuk tetap konsultasi ke dokter. Temulawak ternyata sangat banyak khasiatnya bagi kesehatan ya?

sumber : http://www.1st-iklan.com/iklan/manfaat-dan-khasiat-temulawak.html

Kamis, 03 Juni 2010

Manfaat daun kahtitutan

Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.

Khasiat Untuk Penyakit
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan; 

Pemanfaatan untuk Obat
Bagian yang dipakai:
Seluruh herba atau akar. Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk digunakan bila perlu. 

KEGUNAAN: 
· Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan, perut kembung. 
- Rasa sakit pada luka, mata atau telinga. 
· Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi. 
· Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri. 
· Bronkhitis, batuk (whooping cough). 
· Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur), keseleo. 
· Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi) 
- Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian.
- Kencing tidak lancar 

PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 15-60 g, rebus. 
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa. 

CARA PEMAKAIAN: 
1. Perut mules karena angin : 
25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan pada perut. 

2. Mata terasa panas dan bengkak: 
Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya. Bila air sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain, letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru kompres tersebut diganti lagi. 

3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri : 
Sebanyak 15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk merata lalu disaring. Minum sebelum makan. 

4. Herpes zooster (cacar ular): 
Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung-gelembung kecil dikulit. 

5. Sariawan: 
1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung, 1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4 sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang 
kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong- potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam 1 hari. 

6. Radang telinga tengah: 
1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus. Remas dengan 1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari, setiap kali 3 tetes. 

7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis: 
Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ke tempat kelainan. 

sumber : http://www.smallcrab.com/kesehatan/393-manfaat-daun-kahitutan

Manfaat daun saga bila sariawan

Pernahkah Anda menderita sariawan? Hampir semua orang, baik tua, muda maupun anak-anak, pernah mengalaminya. Bila menderita sariawan, rasanya sungguh menyakitkan. Apalagi bila mulut harus mengunyah makanan pedas, sariawan akan makin terasa perih. Tak heran, orang yang mengalaminya menjadi pendiam dan pemurung. Sebab, jangankan untuk makan, untuk bicara saja sakit sekali.
Sariawan (stomatitis apthosa) adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, dan biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung. Jumlahnya bisa satu atau lebih. Yang diserang sariawan biasanya daerah mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut. Ini adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur pada mulut dan saluran kerongkongan.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab sariawan. Namun, dari beberapa kejadian yang sudah ada, banyak faktor pemicunya. Antara lain menurunnya sistem kekebalan (imun) tubuh, alergi yang disebabkan oleh kopi, cokelat, keju, kacang-kacangan, buah jeruk, dan kentang.
Selain itu, sariawan juga bisa diakibatkan oleh stres, virus (bakteri), luka pada mulut (tergores, tergigit atau lainnya), kurang nutrisi dan kesalahan penggunaan obat-obatan. Biasanya sariawan sering dialami oleh anak-anak mulai usia 10-19 tahun. Namun demikian, banyak orang dewasa sering juga mengalaminya.
Untuk mengatasinya ternyata tidak mudah. Bahkan, terkadang dibutuhkan waktu hingga berminggu-minggu untuk sembuh. Itu pun setelah menggunakan berbagai obat atau ramuan herbal.
Salah satu jenis tanaman (obat herbal) yang bermanfaat untuk mengobati atau mencegah sariawan adalah daun saga (Abrus precatorius L). ”Daun saga berkhasiat untuk mengobati sariawan,” jelas Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, Aptk, Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alami Universitas Indonesia kepada Republika.
Selain itu, saga juga digunakan sebagai antiparasit, antiradang, meredakan batuk dan panas dalam, serta berguna pula untuk melancarkan peredaran darah. Dari sejumlah penelitian yang dilakukan, saga mengandung abruslactone A, methyl abrusgenate, abrusgenic acid, dan vitamin C. Selain itu, tanaman ini mengandung kadar glycyrhizin (glisirisin).
Cara penggunaanUntuk mengusir sariawan, daun saga biasanya dipasangkan dengan daun sirih. Tujuannya supaya daya gempur terhadap sariawan semakin kuat. Walau demikian, daun saga saja juga diperbolehkan.
Sumali mengatakan, untuk mengobati sariawan, daun saga bisa dikunyah secara langsung. Apalagi, rasanya juga manis. Karena rasanya itu, kata Sumali, daun saga disebut juga dengan daun manis. ”Daun saga mengandung senyawa kimia antara 30-100 kali gula,” ungkapnya.
Selain dengan dikunyah, daun saga bisa juga dibuat ramuan untuk berkumur-kumur. Caranya, beberapa lembar daun saga dibersihkan dengan menggunakan air, lalu dijemur selama beberapa menit agar kelihatan agak layu. Setelah dibersihkan, daun saga bisa dikunyah langsung sampai halus, lalu kumur-kumur.
Cara lainnya, kata Sumali, ambillah sekitar 10 gram daun saga segar yang telah dicuci bersih, kemudian rebus dengan setengah liter air (atau sekitar dua gelas) hingga matang. Kemudian ambil daun saga setelah air rebusan tersisa setengahnya. Bisa juga ditambahkan kayu manis, daun sirih, gula batu atau madu secukupnya. Air rebusan inilah yang digunakan untuk berkumur-kumur selama beberapa saat. ”Air rebusan itu bisa disaring, kemudian diminum juga bisa,” terang Sumali.
Inilah Ciri-ciri Saga
Body:Daun saga, bagi masyarakat Indonesia, dikenal dengan banyak nama. Masyarakat Jawa menyebutnya saga telik/manis, di Aceh dinamakan thaga, saga areuy. Disebut juga saga leutik (Sunda), walipopo (Gorontalo), piling-piling (Bali), seugeu (Gayo), ailalu pacar (Ambon), saga buncik, saga ketek (Minangkabau), dan kaca (Bugis).
Saga (Abrus Precarotirs) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Daun saga sangat majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut saga manis). Saga memiliki buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengilat dan licin, waktu kecil suka dipakai buat mainan jadi mata boneka tanah liat

sumber : http://embundaun.wordpress.com/2008/08/06/manfaatkan-daun-saga-bila-sariawan/

Manfaat Daun saga bagi tubuh

Nama Daerah :
Saga (Indonesia), Saga telik / manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo), Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis).
Habitat :
Tumbuh liar di semak belukar dan sebagai tanaman pekarangan pada ketinggian 250-900 m dpl.
Deskripsi :
Saga (ABRUS PRECATORIS) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga Manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga.
Kandungan Saga:
Daun maupun akar tumbuhan abrus pracatorius antara lain mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan.
Khasiat Saga :
Antiinflamasi ( anti radang), Diuretik ; Antitusif ( bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk); Parasitisida.
Resep Tradisional Saga:
1. Amandel
Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu
secukupnya.
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 5 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal separonya.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan
pagi, sore.
2. Radang Mata
Bahan: 1 genggam daun Saga
Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan
2 gelas air untuk diambil uapnya.
Cara menggunakan : uap air daun saga tersebut dipakai untuk obat
tetes mata.
3. Sariawan
Bahan: daun Saga secukupnya;
Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa
menit agar agak layu.
Cara menggunakan: dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk
kumur.

sumber : http://vhietri.wordpress.com/2009/06/02/manfaat-daun-saga-bagi-tubuh-kita/