Khasiat Temulawak Bagi Kesehatan Kita.
Tanaman ini memang biasanya  digunakan sebagai bahan jamu tradisionil dan punya banyak khasiat bagi  kesehatan. Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) merupakan tumbuhan  tahunan yang hidup merumpun dan berbatang semu berupa gabungan beberapa  pangkal daun yang terpadu. Tiap batang memiliki 2-9 helai daun, bunganya  berukuran pendek dan lebar, warna putih atau kuning tua dan pangkal  bunga berwarna ungu.
Tumbuhan ini dapat berbunga terus-menerus  sepanjang tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya. Rimpang  induk dapat memiliki 3-4 buah rimpang. Warna kulit rimpang cokelat  kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang oranye tua  atau kuning. Rimpang temulawak terbentuk di dalam tanah pada kedalaman  sekitar 16 cm. Tiap rumpun umumnya memiliki 6 buah rimpang tua dan 5  buah rimpang muda.
Temulawak berkhasiat untuk mencegah dan  mengatasi beraneka macam penyakit. Berbagai khasiat dari temulawak,  antara lain, gangguan lever, mencegah hepatitis, meningkatkan produksi  cairan empedu, membantu pencernaan, mengatasi radang kandung empedu,  radang lambung dan gangguan ginjal.
Selain itu, temulawak juga bisa  menurunkan kadar kolesterol tinggi, anemia/kurang darah, melancarkan  peredaran darah, gumpalan darah, malaria, demam, campak, pegal linu,  rematik, sakit pinggang, peluruh haid, keputihan, sembelit, ambeien,  menambah nafsu makan, batuk, asma, radang tenggorokan, radang saluran  nafas, radang kulit, eksim, jerawat, meningkatkan stamina, radang  kandung empedu dan batu empedu.
1. Untuk gangguan lever, gunakan  25 gr temulawak dan 30 gr daun serut/mirten direbus dengan 600 cc air  hingga tersisa 300 cc, saring dan airnya diminum selagi hangat.
2.  Pada radang sendi, rematik, pegal linu, ambil 25 gr temulawak berikut  20 gr jahe merah direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, saring  dan airnya diminum.
3. Untuk peluruh haid, gunakan 25 gr  temulawak diblender dengan air secukupnya, saring lalu tambahkan madu  secukupnya dan diminum.
4. Bila sakit radang kandung empedu,  gunakan 30 gr temulawak diiris-iris lalu direbus dengan 500 cc air  hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.
5. Untuk  mengatasi batu empedu, gunakan 25 gr temulawak, 30 gr meniran dan gula  aren secukupnya direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, saring  dan airnya diminum.
6. Menurunkan kadar kolesterol tinggi,  gunakan 20 gr temulawak kering ditumbuk halus lalu diseduh dengan air  panas secukupnya dan diminum hangat-hangat.
7. Mengatasi masalah  radang lambung, gunakan 30 gr temulawak dipotong kecil-kecil lalu  direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya  diminum.
8. Mengobati batuk dan radang saluran nafas, gunakan 25  gr temulawak diparut, tambahkan air matang secukupnya, saring lalu  tambahkan madu secukupnya dan air perasan 1 buah jeruk nipis, kemudian  diminum.
9. Untuk meningkatkan nafsu makan, ambil 25 gr  temulawak, 10 gr asam jawa dan gula merah secukupnya direbus dengan 600  cc air hingga tersisa 300 cc, saring dan diminum.
Lakukan resep  ini dua kali sehari secara teratur. Sedangkan, untuk penyakit  berat/serius disarankan untuk tetap konsultasi ke dokter. Temulawak  ternyata sangat banyak khasiatnya bagi kesehatan ya?
sumber : http://www.1st-iklan.com/iklan/manfaat-dan-khasiat-temulawak.html
Follow
Selasa, 08 Juni 2010
Kamis, 03 Juni 2010
Manfaat daun kahtitutan
Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m.  Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai,  kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat  ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya  1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau  lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata,  panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul,  tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk  tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan.  Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap.  Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan  sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Khasiat Untuk  Penyakit
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik,  tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis),  disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka  benturan; 
Pemanfaatan untuk Obat
Bagian  yang dipakai:
Seluruh herba atau akar. Setelah dikumpulkan,  dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk digunakan bila  perlu. 
KEGUNAAN: 
· Kejang (kolik)  kandung empedu dan saluran pencernaan, perut kembung. 
- Rasa  sakit pada luka, mata atau telinga. 
· Bayi dengan gangguan  penyerapan makanan, mainutrisi. 
· Sakit kuning (icteric  hepatitis), radang usus (enteritis), disentri. 
· Bronkhitis,  batuk (whooping cough). 
· Rheumatism, luka akibat benturan,  tulang patah (fraktur), keseleo. 
· Darah putih berkurang  (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi) 
- Keracunan organic  phosphorus pada produk pertanian.
- Kencing tidak lancar 
PEMAKAIAN: 
Untuk  minum: 15-60 g, rebus. 
Pemakaian luar: Herba secukupnya  setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang  sakit atau herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk  pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok  pada kulit, gigitan ular berbisa. 
CARA PEMAKAIAN: 
1.  Perut mules karena angin : 
25 lembar daun dibuat sayur atau  dikukus, makan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dilayukan  diatas api lalu diikatkan pada perut. 
2. Mata  terasa panas dan bengkak: 
Daun secukupnya dicuci bersih lalu  direbus dengan air. Setelah mendidih diangkat, penderita didudukkan  diatas uapnya. Bila air sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan  sepotong kain, letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi  dingin, baru kompres tersebut diganti lagi. 
3.  Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri : 
Sebanyak  15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan  1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk merata lalu  disaring. Minum sebelum makan. 
4. Herpes  zooster (cacar ular): 
Daun dicuci lalu ditumbuk sampai  seperti bubur. Tambahkan sedikit air dan garam secukupnya, untuk  dibalurkan disekitar gelembung-gelembung kecil dikulit. 
5.  Sariawan: 
1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler,  1/4 genggam daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun  sembung, 1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari,  3/4 sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang 
kunyit,  3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong- potong  seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai tersisa  kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali  minum, habis dalam 1 hari. 
6. Radang telinga  tengah: 
1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus.  Remas dengan 1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya  dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari,  setiap kali 3 tetes. 
7. Ekzema, kulit gatal  (pruritus), neurodermatitis: 
Batang dan daun segar secukupnya  dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ke tempat kelainan. 
sumber : http://www.smallcrab.com/kesehatan/393-manfaat-daun-kahitutan
Manfaat daun saga bila sariawan
Pernahkah Anda menderita sariawan? Hampir semua orang, baik tua, muda  maupun anak-anak, pernah mengalaminya. Bila menderita sariawan, rasanya  sungguh menyakitkan. Apalagi bila mulut harus mengunyah makanan pedas,  sariawan akan makin terasa perih. Tak heran, orang yang mengalaminya  menjadi pendiam dan pemurung. Sebab, jangankan untuk makan, untuk bicara  saja sakit sekali.
Sariawan (stomatitis apthosa) adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, dan biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung. Jumlahnya bisa satu atau lebih. Yang diserang sariawan biasanya daerah mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut. Ini adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur pada mulut dan saluran kerongkongan.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab sariawan. Namun, dari beberapa kejadian yang sudah ada, banyak faktor pemicunya. Antara lain menurunnya sistem kekebalan (imun) tubuh, alergi yang disebabkan oleh kopi, cokelat, keju, kacang-kacangan, buah jeruk, dan kentang.
Selain itu, sariawan juga bisa diakibatkan oleh stres, virus (bakteri), luka pada mulut (tergores, tergigit atau lainnya), kurang nutrisi dan kesalahan penggunaan obat-obatan. Biasanya sariawan sering dialami oleh anak-anak mulai usia 10-19 tahun. Namun demikian, banyak orang dewasa sering juga mengalaminya.
Untuk mengatasinya ternyata tidak mudah. Bahkan, terkadang dibutuhkan waktu hingga berminggu-minggu untuk sembuh. Itu pun setelah menggunakan berbagai obat atau ramuan herbal.
Salah satu jenis tanaman (obat herbal) yang bermanfaat untuk mengobati atau mencegah sariawan adalah daun saga (Abrus precatorius L). ”Daun saga berkhasiat untuk mengobati sariawan,” jelas Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, Aptk, Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alami Universitas Indonesia kepada Republika.
Selain itu, saga juga digunakan sebagai antiparasit, antiradang, meredakan batuk dan panas dalam, serta berguna pula untuk melancarkan peredaran darah. Dari sejumlah penelitian yang dilakukan, saga mengandung abruslactone A, methyl abrusgenate, abrusgenic acid, dan vitamin C. Selain itu, tanaman ini mengandung kadar glycyrhizin (glisirisin).
Cara penggunaanUntuk mengusir sariawan, daun saga biasanya dipasangkan dengan daun sirih. Tujuannya supaya daya gempur terhadap sariawan semakin kuat. Walau demikian, daun saga saja juga diperbolehkan.
Sumali mengatakan, untuk mengobati sariawan, daun saga bisa dikunyah secara langsung. Apalagi, rasanya juga manis. Karena rasanya itu, kata Sumali, daun saga disebut juga dengan daun manis. ”Daun saga mengandung senyawa kimia antara 30-100 kali gula,” ungkapnya.
Selain dengan dikunyah, daun saga bisa juga dibuat ramuan untuk berkumur-kumur. Caranya, beberapa lembar daun saga dibersihkan dengan menggunakan air, lalu dijemur selama beberapa menit agar kelihatan agak layu. Setelah dibersihkan, daun saga bisa dikunyah langsung sampai halus, lalu kumur-kumur.
Cara lainnya, kata Sumali, ambillah sekitar 10 gram daun saga segar yang telah dicuci bersih, kemudian rebus dengan setengah liter air (atau sekitar dua gelas) hingga matang. Kemudian ambil daun saga setelah air rebusan tersisa setengahnya. Bisa juga ditambahkan kayu manis, daun sirih, gula batu atau madu secukupnya. Air rebusan inilah yang digunakan untuk berkumur-kumur selama beberapa saat. ”Air rebusan itu bisa disaring, kemudian diminum juga bisa,” terang Sumali.
Inilah Ciri-ciri Saga
Body:Daun saga, bagi masyarakat Indonesia, dikenal dengan banyak nama. Masyarakat Jawa menyebutnya saga telik/manis, di Aceh dinamakan thaga, saga areuy. Disebut juga saga leutik (Sunda), walipopo (Gorontalo), piling-piling (Bali), seugeu (Gayo), ailalu pacar (Ambon), saga buncik, saga ketek (Minangkabau), dan kaca (Bugis).
Saga (Abrus Precarotirs) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Daun saga sangat majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut saga manis). Saga memiliki buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengilat dan licin, waktu kecil suka dipakai buat mainan jadi mata boneka tanah liat
sumber : http://embundaun.wordpress.com/2008/08/06/manfaatkan-daun-saga-bila-sariawan/
Sariawan (stomatitis apthosa) adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, dan biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung. Jumlahnya bisa satu atau lebih. Yang diserang sariawan biasanya daerah mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut. Ini adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur pada mulut dan saluran kerongkongan.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab sariawan. Namun, dari beberapa kejadian yang sudah ada, banyak faktor pemicunya. Antara lain menurunnya sistem kekebalan (imun) tubuh, alergi yang disebabkan oleh kopi, cokelat, keju, kacang-kacangan, buah jeruk, dan kentang.
Selain itu, sariawan juga bisa diakibatkan oleh stres, virus (bakteri), luka pada mulut (tergores, tergigit atau lainnya), kurang nutrisi dan kesalahan penggunaan obat-obatan. Biasanya sariawan sering dialami oleh anak-anak mulai usia 10-19 tahun. Namun demikian, banyak orang dewasa sering juga mengalaminya.
Untuk mengatasinya ternyata tidak mudah. Bahkan, terkadang dibutuhkan waktu hingga berminggu-minggu untuk sembuh. Itu pun setelah menggunakan berbagai obat atau ramuan herbal.
Salah satu jenis tanaman (obat herbal) yang bermanfaat untuk mengobati atau mencegah sariawan adalah daun saga (Abrus precatorius L). ”Daun saga berkhasiat untuk mengobati sariawan,” jelas Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, Aptk, Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alami Universitas Indonesia kepada Republika.
Selain itu, saga juga digunakan sebagai antiparasit, antiradang, meredakan batuk dan panas dalam, serta berguna pula untuk melancarkan peredaran darah. Dari sejumlah penelitian yang dilakukan, saga mengandung abruslactone A, methyl abrusgenate, abrusgenic acid, dan vitamin C. Selain itu, tanaman ini mengandung kadar glycyrhizin (glisirisin).
Cara penggunaanUntuk mengusir sariawan, daun saga biasanya dipasangkan dengan daun sirih. Tujuannya supaya daya gempur terhadap sariawan semakin kuat. Walau demikian, daun saga saja juga diperbolehkan.
Sumali mengatakan, untuk mengobati sariawan, daun saga bisa dikunyah secara langsung. Apalagi, rasanya juga manis. Karena rasanya itu, kata Sumali, daun saga disebut juga dengan daun manis. ”Daun saga mengandung senyawa kimia antara 30-100 kali gula,” ungkapnya.
Selain dengan dikunyah, daun saga bisa juga dibuat ramuan untuk berkumur-kumur. Caranya, beberapa lembar daun saga dibersihkan dengan menggunakan air, lalu dijemur selama beberapa menit agar kelihatan agak layu. Setelah dibersihkan, daun saga bisa dikunyah langsung sampai halus, lalu kumur-kumur.
Cara lainnya, kata Sumali, ambillah sekitar 10 gram daun saga segar yang telah dicuci bersih, kemudian rebus dengan setengah liter air (atau sekitar dua gelas) hingga matang. Kemudian ambil daun saga setelah air rebusan tersisa setengahnya. Bisa juga ditambahkan kayu manis, daun sirih, gula batu atau madu secukupnya. Air rebusan inilah yang digunakan untuk berkumur-kumur selama beberapa saat. ”Air rebusan itu bisa disaring, kemudian diminum juga bisa,” terang Sumali.
Inilah Ciri-ciri Saga
Body:Daun saga, bagi masyarakat Indonesia, dikenal dengan banyak nama. Masyarakat Jawa menyebutnya saga telik/manis, di Aceh dinamakan thaga, saga areuy. Disebut juga saga leutik (Sunda), walipopo (Gorontalo), piling-piling (Bali), seugeu (Gayo), ailalu pacar (Ambon), saga buncik, saga ketek (Minangkabau), dan kaca (Bugis).
Saga (Abrus Precarotirs) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Daun saga sangat majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut saga manis). Saga memiliki buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengilat dan licin, waktu kecil suka dipakai buat mainan jadi mata boneka tanah liat
sumber : http://embundaun.wordpress.com/2008/08/06/manfaatkan-daun-saga-bila-sariawan/
Manfaat Daun saga bagi tubuh
Nama Daerah :
Saga (Indonesia), Saga telik / manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo), Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis).
Habitat :
Tumbuh liar di semak belukar dan sebagai tanaman pekarangan pada ketinggian 250-900 m dpl.
Deskripsi :
Saga (ABRUS PRECATORIS) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga Manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga.
Kandungan Saga:
Daun maupun akar tumbuhan abrus pracatorius antara lain mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan.
Khasiat Saga :
Antiinflamasi ( anti radang), Diuretik ; Antitusif ( bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk); Parasitisida.
Resep Tradisional Saga:
1. Amandel
Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu
secukupnya.
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 5 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal separonya.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan
pagi, sore.
2. Radang Mata
Bahan: 1 genggam daun Saga
Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan
2 gelas air untuk diambil uapnya.
Cara menggunakan : uap air daun saga tersebut dipakai untuk obat
tetes mata.
3. Sariawan
Bahan: daun Saga secukupnya;
Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa
menit agar agak layu.
Cara menggunakan: dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk
kumur.
sumber : http://vhietri.wordpress.com/2009/06/02/manfaat-daun-saga-bagi-tubuh-kita/
Saga (Indonesia), Saga telik / manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo), Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis).
Habitat :
Tumbuh liar di semak belukar dan sebagai tanaman pekarangan pada ketinggian 250-900 m dpl.
Deskripsi :
Saga (ABRUS PRECATORIS) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga Manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga.
Kandungan Saga:
Daun maupun akar tumbuhan abrus pracatorius antara lain mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan.
Khasiat Saga :
Antiinflamasi ( anti radang), Diuretik ; Antitusif ( bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk); Parasitisida.
Resep Tradisional Saga:
1. Amandel
Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu
secukupnya.
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 5 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal separonya.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan
pagi, sore.
2. Radang Mata
Bahan: 1 genggam daun Saga
Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan
2 gelas air untuk diambil uapnya.
Cara menggunakan : uap air daun saga tersebut dipakai untuk obat
tetes mata.
3. Sariawan
Bahan: daun Saga secukupnya;
Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa
menit agar agak layu.
Cara menggunakan: dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk
kumur.
sumber : http://vhietri.wordpress.com/2009/06/02/manfaat-daun-saga-bagi-tubuh-kita/
Langganan:
Komentar (Atom)
 
 
 

